Buku I BANJIR BANDANG

Postingan ini merupakan kerjasama dengan ibu Eny Latifah (seorang dosen jurusan fisika UM)
dari buku yang rutin di terbitkan untuk materi pengajian jamaah
PELAMPAHING PEPUTIH
PEngajian maLAM Sabtu PAHING PErumahan PUri Cempaka PUTIH


DARI JALAN TAK ADA UJUNG HINGGA BANJIR BANDANG

Di Puri Cempaka Putih, ternyata banyak jalan yang berujung alias jalan buntu. Ujung aspal terhalang sawah. Itu masih mending, daripada terhalang rumah. Tapi sama saja, jalan itu jalan buntu. Tak bisa dilewati. Tetapi yang kita bahas bukanlah jalan biasa, tetapi jalan hidup.

Beraneka ragam cobaan datang menerpa. Hanya ada dua pilihan bagi kita: menerima dengan ikhlas atau mencaci maki. Menerima berarti merupakan bagian pelajaran dari Allah untuk meningkatkan kualitas hidup kita. Mencaci maki berarti tergelincirlah kita dari batu ujian. Karena segala cobaan adalah ujian. Dan sering kita mengartikan ujian itu berupa kesukaran-kesukaran hidup; tetapi lebih dari itu segala kemudahan-kemudahan materi dan ilmu, itu juga merupakan ujian. Selama kita masih hidup di dunia, selama itu pula ujian akan ada. Karena dengan ujian itu menunjukkan betapa Allah masih sayang kepada kita. Bila kita dekat dengan Allah, maka tiap cobaan yang menghadang, pasti ada jalan keluarnya, tak akan menemui jalan buntu. Jalan akan terhampar dengan lebar, segala rintangan akan terasa nikmat. Tak ada kekhawatiran. Itulah jati diri seorang mukmin.

ALLAH MAHA PENOLONG
Sering kita mengalami kebuntuan hidup. Hingga menyebabkan jantung berdebar-debar, pikiran kalut, kepala terasa hendak pecah. Bagaimana tidak: penghasilan tidak bertambah; sementara itu biaya sekolah anak naik, orang tua yang sudah uzur sakit-sakitan, belanja istri berlipat, rumah butuh perbaikan karena bocor, retak, dan miring; belum lagi ancaman PHK atau kelesuan usaha dan cobaan-cobaan lain yang datang bertubi-tubi, seakan-akan Allah telah meninggalkan kita. Seakan-akan tak ada harapan. Bantuan dari Allah terasa jauh datangnya.


Setiap hari istri kita pasti cuthik geni (menyalakan api) untuk kompor agar menyala. Sehingga putaran roda rumah tangga tetap berjalan. Itu tak bisa ditunda. Tentunya diperlukan biaya untuk memutarnya. Dari manakah segala rizqi itu kita dapat? Sebagian manusia tentu menafikan peranan Allah, apalagi bagi mereka yang dengan kerja kerasnya merasa bahwa apa yang mereka peroleh adalah hasil dari pekerjaan yang telah dia upayakan. Bagi mereka yang kebetulan dijauhkan dari rizqi dalam arti materi, sering mengartikan bahwa Allah telah bersikap tidak adil.

Lalu, bagaimanakah kita harus bersikap?

Sebagai manusia yang mengakui keberadaan Allah, tentunya jalan yang terbaik adalah dengan mengikuti sunah nabi. Dimana beliau disamping berdoa, juga berikhtiar dalam berusaha.

TAUBAT, LANGKAH PERTAMA

Langkah untuk mendekatkan diri pada Allah adalah dengan cara bertobat. Merenungkan diri, mungkin ada kesalahan yang kita perbuat. Bersihkan hati dengan cara mohon maaf pada Allah, dan kepada sesama manusia (bila kesalahan itu berkaitan dengan sesama manusia); dan bersihkan harta kita bila dalam mencari nafkah kurang diridhoi Allah. Dalam hadits riwayat Ahmad dikatakan:

Siapa yang banyak beristighfar, Allah akan membebaskannya dari berbagai kedukaan, akan melapangkannya dari berbagai kesempitan hidup, dan memberi curahan rizqi dari berbagai arah yang tiada diperkirakan sebelumnya.

Terkadang, kita merasa ragu dengan bantuan Allah. Karena berdasarkan pengalaman, walaupun telah berdoa dan berikhtiar, ternyata rizki tidak dating-datang. Di sinilah perlunya perenungan, apakah doa kita sudah benar? Apakah cara mencari rizki kita sudah benar? Apakah hidup kita sudah benar-benar berusaha untuk tidak mengerjakan segala kemaksiatan?

Apabila itu semua sudah kita penuhi, insya Allah, pertolongan Allah akan datang.

PRASANGKA BAIK PADA ALLAH

Di tengah begitu banyaknya cobaan, janganlah kita berburuk sangka kepada Allah yang Mahapengasih dan Mahapemurah.

RESEP DARI SA’AD BIN ABI WAQQASH

Agar dicintai Allah, Ikutilah kisah sahabat nabi berikut: kami duduk-duduk di masjid menunggu waktu shalat yang hendak tiba; nabi tercinta tiba-tiba berujar: “Sebentar lagi akan datang calon penghuni surga”. Berdebar dan penasaran hati kami, siapakah gerangan yang beroleh kenikmatan begitu besar. Tak lama kemudian muncullah Sa’ad bin Abi Waqqash (dia adalah sahabat nabi yang dikaruniai harta melimpah dan umur panjang). Penasaran kami menemukan jawabannya ketika pada kesempatan lain, kami menanyakan pada Saad apa resepnya. Maka jawabnya: Saudaraku, aku berlindung dari Allah dari segala sikap sombong, aku hanya menjalankan 3 hal yang dicontohkan nabi:

Pertama: cintailah sesama manusia, janganlah mempunyai prasangka jelek, bukankah semua manusia itu masih saudara: yaitu berasal dari Adam

Kedua: jagalah lisanmu dari perkataan kotor, engkau lebih baik diam bila tidak mampu menjaga lisanmu

Ketiga: jagalah setiap rizqi dan makanan yang kau dapat adalah benar-benar halal.


MACAM-MACAM COBAAN

Amanah Anak

Anak adalah amanah yang diberikan Allah pada kita. Sebagai bukti kepercayaan Allah pada kita, bahwa kita mampu untuk menjaganya. Anak juga cobaan dari Allah pada kita, berdasar Al Qur’an surat Al Anfaal 28:

Dan ketahuilah bahwa sesungguhnya harta kamu dan anak-anakmu adalah cobaan, dan sesungguhnya di sisi Allah pahala yang besar.

Mendidik anak harus didasari dengan kelembutan, cinta, keteladanan, dan pembiasaan dari orang tuanya. Ada dua amanah wajib yang harus dilakukan orang tua terhadap anak, yaitu: memberi nama yang baik, dan membekali dengan pendidikan. Bekal yang baik adalah ilmu yang bermanfaat dan pendidikan akhlaq mulia.

Merawat Orang Tua

Tak terasa, orang tua kita – yang telah membesarkan kita – kini telah uzur. Maka kewajiban kita sebagai anak adalah merawatnya, hingga kematian menjemput. Mendoakan beliau hingga umur kita berhenti adalah keutamaan yang luar biasa. Berdasar hadits riwayat Al Hakim dan Ad Dailami:

Jika seorang hamba tidak mendoakan orang tuanya, maka rizqinya akan terputus. Memang berat cobaannya merawat orang tua, terkadang kita berbeda pendapat dengan beliau. Fisiknya yang sudah uzur, sering merepotkan, teru-tama bila sakit-sakitan. Tetapi dibalik itu terkandung hikmah yang kadang-kadang baru terasakan di masa mendatang

Kehidupan Bertetangga

Tetangga adalah saudara terdekat kita. Maka menjaga silaturrahmi dengan tetangga akan memberi manfaat yang besar. Berdasar hadits riwayat Bukhari Muslim: Barangsiapa yang ingin rizqi-nya dilapangkan dan usianya dipanjangkan maka peliharalah hubungan silaturrahmi.

Nabi juga bersabda: silaturrahmi itu tak cukup hanya dengan mengulurkan tangan, tetapi yang lebih penting adalah kalau kamu siap untuk menyambung tali persaudaraan dengan orang yang memusuhimu.

Maka menjaga kehidupan yang harmonis dengan tetangga, adalah cobaan bagi kita. Bila kita dapat melewatinya dengan baik, hati kita akan tenteram. Hal ini akan mempengaruhi keharmonisan rumah tangga kita sendiri.

Kekurangan dan kelebihan rizqi

Sudah menjadi sifat manusia bila membatasi pengertian rizqi dari segi materi. Padahal begitu banyak rizqi yang dianugerahkan kepada kita, misalkan: rizqi berupa kesehatan, kemudahan dalam mendidik anak. Masalah rizqi adalah masalah yang tak bisa dinalar. Rizqi yang kita dapat harus disyukuri.

Penutup

Semoga apa yang telah kita kerjakan senantiasa mendapat bimbingan dan kemudahan dari Allah. Marilah kita memulai perubahan dari diri kita sendiri, keluarga, hingga masyarakat. Marilah kita mengerjakan kebajikan-kebajikan yang kecil dan beristiqamah untuk tetap mengerjakan. Karena keimanan seseorang terkadang naik, terkadang turun. Maka saling mengingatkan adalah cara terbaik bagi kita untuk memotivasi agar tetap berada di jalan Allah. Amin

Penulis : then ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel Buku I BANJIR BANDANG ini dipublish oleh then pada hari Sabtu, Agustus 04, 2007. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 0 komentar: di postingan Buku I BANJIR BANDANG
 

0 komentar:

Posting Komentar